Effect Application of Cellulolytic Bacteria Consortium And Palm Kernel Ash on Red Chili Plants in Peat Soil

gusmawartati gusmawartati gusmawartati

Abstract


Limited agricultural land in Indonesia makes peatland an alternative land for agricultural intensification. Peat soil has a low fertility, so applying cellulolytic bacteria and palm oil shoot ash is recommended. This study aimed to determine the effect of cellulolytic bacteria consortium and oil palm shoot ash on the growth and yield of red chilies on peat soils. The research was conducted in Empat Balai Village, Kampar. The study used a factorial in a completely randomized design (3x3) and three replications. The first factor was the cellulolytic bacteria consortium (0, 20, and 30 mL polybag-1), and the second factor was palm ash (0, 3, and 6 t ha-1 equivalent to 0.126 and 252 g polybag-1). The application of cellulolytic bacteria consortium and its interaction with oil palm shoot ash had no significant effect on all observed variables. While, the application of palm ashes significantly affected plant height, stem diameter, number of fruits, and fruits weight.


Keywords


cellulolytic bacteria; nutrient; palm ashes; peat soil; red chili

References


Aryani, S. W. (2012). Isolasi dan karakterisasi ekstrak kasar enzim selulase dari kapang selulolitik mucor sp. B2. [Disertasi]. Universitas Airlangga. Banyuwangi.

Badan Pusat Statistik dan Dirjen Hortikultura. 2020. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Badan Restorasi Gambut, B. (2020). Laporan kinerja badan resorasi gambut tahun 2019. Laporan Kinerja Badan Resorasi Gambut. Vol. Januari 20.

Ermawati, T. O Dedi dan E. Milda. 2021. Respon pertumbuhan dan hasil cabai merah (Capsicum annum L.) pada pupuk hayati dan NPK majemuk. Jurnal Embrio 13: 1–13.

Gusmawartati, Sampoerna dan Wardati. 2011. Pemberian mikroorganisme selulolitik dan pupuk NPK dalam meningkatkan produksi bawang merah di lahan gambut. Laporan Penelitian. Fakultas Pertanian Universitas Riau.

Gusmawartai dan P. R. Sari. 2023. Cellulolytic bacteria decomposers in dry empty fruit bunches composting. IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science, hlm. 1-6.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). 2020. Rekapitulasi luas kebakaran hutan dan lahan per provinsi di indonesia tahun 2015–2019. Jakarta.

Kusumawati, A. 2021. Kesuburan dan pemupukan. Poltek LPP Press. Yogyakarta. 62 hal.

Lingga, P dan Marsono. 2013. Petunjuk penggunaan pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. 150 hal.

Masganti. 2013. Teknologi inovatif pengelolaan lahan suboptimal gambut dan sulfat masam untuk peningkatan produksi tanaman pangan. Pengembangan Inovasi Pertanian 6:187-197.

Nopiandi, Y dan M. D. Anwar. 2017. Pengaruh dosis petroganik dan pupuk hayati petrobio terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) varietas gada F1. Jurnal Hijau Cendekia 2: 27–34.

Notohadiprawiro,T. 1999. Tanah dan lingkungan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. 237 hal

Peraturan Menteri Pertanian No 01. 2019. Pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah. Kementerian Pertanian.

Ramanda, R. F., B. Setiawan dan A. Wijaya. 2022. Pengaruh pemberian abu janjang kelapa sawit terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) pada media gambut. Journal Of Agro Plantation 1: 93-102.

Wahyuni, D., S. Khotimah dan R. Linda. 2015. Eksplorasi bakteri selulolitik pada tingkat kematangan gambut yang berbeda di kawasan hutan lindung gunung ambawang kabupaten Kubu Raya. Jurnal Protobiont 4: 69–76.

Winarso, S. 2005. Kesuburan tanah: dasar kesehatan dan kualitas tanah. Gava Media. Yogyakarta. 269 hal.




DOI: http://dx.doi.org/10.5400/jts.2025.v30i2.%25p

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


INDEXING SITE

University of OxfordColumbia University LibraryStanford Crossref EBSCO

DOAJ


Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.